Susunan Pemain Indonesia vs Filipina: Marselino dan Struick Starter

Susunan Pemain Indonesia vs Filipina: Marselino dan Struick Starter

Jakarta, CNN Indonesia

Pelatih Shin Tae Yong telah memutuskan untuk menurunkan Marselino Ferdinan dan Rafael Struick sebagai pemain inti dalam pertandingan antara Tim Nasional Indonesia melawan Filipina di fase grup Piala AFF 2024, yang dijadwalkan berlangsung pada hari Sabtu (21/12).

Pertandingan ini sangat penting bagi peluang skuad Garuda untuk melaju ke semifinal Piala AFF 2024. Kemenangan akan meningkatkan peluang mereka untuk mencapai final, sementara kekalahan akan mengakhiri perjalanan Muhammad Ferarri dan rekan-rekannya di turnamen ini.

Dalam laga terakhir fase grup ini, Shin kembali mencari susunan pemain ideal untuk tim nasional Indonesia, yang akan menampilkan sejumlah talenta muda.


IKLAN


GULIR UNTUK MELANJUTKAN ISI

Marselino Ferdinan, yang baru saja kembali dari skorsing akibat kartu merah, siap memberikan kontribusi langsung saat memulai pertandingan.

Pemain asal Oxford United ini akan bekerja sama dengan Rayhan Hannan untuk mendukung Rafael Struick, yang akan berperan sebagai penyerang utama.

Pemain senior berpengalaman, Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan, juga diberikan kepercayaan untuk memulai dari menit pertama.

Di posisi kiper, Cahya Supriadi tetap menjadi pilihan utama dibandingkan Daffa Fasya dan Erlangga Setyo.

Di lini belakang, susunan pemain tetap sama, dengan pelatih Shin Tae Yong mempertahankan trio Muhammad Ferarri, Kadek Arel, dan Donny Tri Pamungkas.

Susunan Pemain Indonesia vs. Filipina:

Indonesia XI: Cahya Supriadi (GK); Muhammad Ferarri, Kadek Arel, Donny Tri Pamungkas; Asnawi Mangkualam, Achmad Maulana, Arkhan Fikri, Pratama Arhan; Rayhan Hannan, Rafael Struick, Marselino Ferdinan.

[Gambas:Video CNN]

(nva/jun)

Referensi: anomsuryaputra.id

Legislator PKB Ajak Perempuan Terjun Dunia Politik: Sesuai Ajaran Agama

Legislator PKB Ajak Perempuan Terjun Dunia Politik: Sesuai Ajaran Agama

Jakarta –

Wakil Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi PKB, Nihayatul Wafiroh, menyerukan kepada perempuan untuk tidak merasa ragu dalam berpartisipasi di dunia politik. Dia menegaskan bahwa kehadiran perempuan sangat krusial dalam memperjuangkan hak-hak mereka sendiri.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ninik saat ia menghadiri sebuah Talk Show bertajuk “Perempuan Berdaya, Bangsa Berjaya Menuju Indonesia Emas 2045”, yang diadakan oleh DPP Perempuan Bangsa dalam rangka Musyawarah Nasional (Munas) ke-V.

“Banyak orang sering kali berpikir bahwa politik adalah dunia yang kotor dan tidak layak bagi perempuan. Namun, saya yakin pandangan itu keliru,” ujar Ninik di Hotel Sultan Jakarta pada Sabtu (30/11/2024).


IKLAN


GULIR UNTUK MELANJUTKAN DENGAN KONTEN

“Jika kita melihat politik dari perspektif agama, setiap tindakan positif yang kita lakukan di bidang ini akan memberikan dampak jangka panjang. Politik sebenarnya adalah sesuatu yang konstruktif dan sejalan dengan nilai-nilai keagamaan,” tambah Ninik.

Dia juga mengingatkan bahwa budaya patriarki yang masih kuat dapat memperburuk posisi perempuan di berbagai aspek kehidupan, sehingga kesetaraan sulit untuk dicapai.

“Pandangan kita terhadap agama yang berkaitan dengan posisi perempuan sangat penting. Budaya yang selalu menempatkan laki-laki di atas perempuan perlu diubah. Kita harus menyeimbangkan posisi antara laki-laki dan perempuan, karena keduanya memiliki hak yang setara,” jelas Ninik.

“Di pedesaan, suara camat atau kepala desa sering kali tidak didengar, namun suara pemuka agama lebih diperhatikan. Oleh karena itu, kita perlu menjalin kerjasama dengan pemuka agama untuk memperjuangkan kesetaraan hak secara lebih efektif,” tambahnya.

Sejalan dengan pernyataan Ninik, Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi Gerindra, Rahayu Saraswati, juga menekankan pentingnya pendidikan untuk perempuan.

“Jangan pernah berpikir, ‘Apa manfaatnya kuliah S2 atau S3?’ Kita perlu memberdayakan anak-anak perempuan kita agar mereka bisa saling mendukung satu sama lain,” kata Saras.

Namun, ia juga menekankan pentingnya sikap saling peduli di antara perempuan. Dengan cara ini, akan terbentuk kekuatan kolektif untuk memperjuangkan hak-hak perempuan.

“Kata kuncinya adalah kolaborasi. Tidak ada satu pun di antara kita yang bisa melakukan semuanya sendiri. Kita perlu bersatu dan menciptakan rasa persatuan serta kolaborasi yang kuat untuk mencapai tujuan bersama. Mari kita semua bekerja sama,” tutupnya.

(ond/azh)