JAKARTA, KOMPAS.com
Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan rencana untuk meninjau kembali tarif transportasi MRT Lebak Bulus-Kota setelah peluncuran layanan tersebut.
Kepala Dishub Jakarta, Syafrin Liputo, memberikan penjelasan terkait hal ini sebagai respons terhadap protes dari masyarakat yang merasa bahwa tarif MRT lebih tinggi jika dibandingkan dengan layanan Transjakarta.
“Kami akan melakukan penyesuaian tarif secara keseluruhan,” ujar Syafrin saat ditemui di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, pada Sabtu (21/12/2024).
Baca juga: Rute Transjakarta Koridor Blok M-Kota Dihapus untuk Efisiensi Subsidi
Keputusan untuk menghapus rute Koridor 1 Blok M-Kota telah memicu reaksi negatif dari masyarakat, terutama dari pengguna setia Transjakarta.
Para pengguna berpendapat bahwa penghapusan rute ini akan menambah beban finansial bagi mereka. Selain itu, tarif MRT yang bervariasi tergantung pada tujuan perjalanan juga menjadi sorotan.
Sementara itu, tarif untuk Transjakarta telah disesuaikan menjadi Rp 3.500 untuk setiap tujuan perjalanan.
Fahri, seorang pekerja berusia 32 tahun di Jakarta Pusat, mengungkapkan kritik terhadap kebijakan ini. Ia menilai bahwa rencana penghapusan rute tersebut tidak tepat dan bisa memberatkan masyarakat kelas menengah ke bawah.
“Jika rute itu dihapus dan diganti dengan MRT, tarifnya pasti akan naik. Ini sangat merugikan bagi masyarakat menengah ke bawah,” tegasnya.
Vina, seorang karyawan berusia 25 tahun di sebuah perusahaan rintisan, juga menyampaikan pendapat serupa. Ia merasa tidak nyaman jika harus beralih dari Transjakarta ke MRT karena biaya yang lebih tinggi.
“Kalau tarifnya lebih mahal, jelas akan terasa berat. Namun, itu tergantung seberapa besar selisihnya. Jika jauh lebih mahal, tentu akan sangat memberatkan,” ujarnya.
Baca juga: Bagaimana Nasib Halte Transjakarta jika Rute Blok M-Kota Dihapus?
Seperti yang telah dilaporkan sebelumnya, penghapusan rute Transjakarta Koridor Blok M-Kota direncanakan karena akan bersinggungan dengan layanan MRT Lebak Bulus-Kota yang sedang dalam tahap pembangunan.
Saat ini, proyek MRT Fase 2A masih dalam proses pengerjaan, dan rute MRT yang saat ini beroperasi hanya sampai dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia.
“Rute Blok M-Kota akan dilakukan perubahan rute, tetapi kami harus menunggu hingga pembangunan MRT Fase 2A selesai dan MRT beroperasi sepenuhnya hingga ke Kota,” kata Syafrin.
Perubahan rute ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dalam subsidi. Pemerintah Provinsi Jakarta memiliki rencana induk transportasi yang mengharuskan pengelolaan dana PSO (Public Service Obligation) yang lebih efektif.
Dana subsidi ini akan menjadi ganda karena adanya rute Transjakarta Koridor 1 Blok M-Kota dan MRT Lebak Bulus-Kota.
Oleh karena itu, rute Koridor 1 tujuan Blok M-Kota direncanakan untuk dihapus pada tahun 2029 setelah MRT Lebak Bulus-Kota mulai beroperasi.
Baca juga: Pramono Janji Tidak Hapus Rute Transjakarta Blok M-Kota jika Rugikan Warga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran favorit Anda untuk mengakses berita Kompas.com melalui WhatsApp Channel: WhatsApp Channel. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.