India Mulai Merakit Roket Pembawa Astronot HLVM3

India Mulai Merakit Roket Pembawa Astronot HLVM3

Roket HLVM3 siap meluncur. FOTO: WION NEWS

NEW DELHI

Badan Antariksa India (ISRO) kini sedang dalam proses perakitan roket Wahana Peluncur Berpenghuni Mark 3 (HLVM3), yang dirancang khusus untuk mengangkut astronot India ke luar angkasa sebagai bagian dari program Gaganyaan yang berfokus pada penerbangan luar angkasa berawak.

BACA JUGA – Stasiun Luar Angkasa Internasional Mengalami Kerusakan karena Puing Luar Angkasa

Roket ini saat ini berada di tahap perakitan di Pelabuhan Antariksa India yang terletak di Sriharikota. Ini merupakan langkah persiapan untuk peluncuran perdana, di mana HLVM3 akan mengangkut robot humanoid bernama ‘Vyommitra’ ke luar angkasa, bukan astronot manusia.

Vyommitra dijadwalkan untuk menjalani tiga misi uji coba ke luar angkasa. Setelah semua misi tersebut berhasil, ISRO akan melanjutkan dengan misi berawak yang melibatkan astronot manusia.

Data yang dikumpulkan dari penerbangan tanpa awak ini akan menjadi sangat krusial untuk memastikan keberhasilan misi berawak di masa depan.

HLVM3 adalah roket tiga tahap yang dapat mengangkat beban sekitar 10 ton ke Orbit Bumi Rendah. Dengan tinggi mencapai 53 meter dan berat 640 ton, roket ini menunjukkan desain yang inovatif dan efisien.

“Pada pukul 08.45 tanggal 18 Desember 2024 di SDSC, kami akan melaksanakan penumpukan segmen ujung nosel dengan nosel fleksibel penuh dari motor S200, yang menandai dimulainya kampanye peluncuran resmi untuk misi HLVM3-G1 / OM-1,” ungkap ISRO dalam rilis yang diberikan kepada WION News.

Motor kembar S200, yang menggunakan bahan bakar padat, merupakan bagian dari tahap pertama roket. Sementara itu, tahap L110 (menggunakan bahan bakar cair) dan C32 (kriogenik) untuk HLVM3, yang berfungsi sebagai tahap kedua dan terakhir, juga sudah siap di pelabuhan antariksa, menurut informasi dari ISRO.

HLVM3 adalah versi yang telah dimodifikasi dari roket terberat India, LVM3. Dengan kata lain, ISRO telah melakukan penyempurnaan pada roket pembawa satelit LVM3 agar mampu mengangkut astronot ke luar angkasa.

Selain itu, elemen sistem penyelamatan kru juga sedang dalam tahap persiapan di pelabuhan antariksa. Sistem ini dirancang untuk mengeluarkan kapsul yang membawa astronot ke tempat yang aman jika terdeteksi adanya masalah pada roket selama penerbangan.

Integrasi Modul Kru (kapsul untuk astronot) saat ini sedang berlangsung di Pusat Antariksa Vikram Sarabhai (VSSC) ISRO di Thiruvananthapuram, sementara integrasi Modul Layanan (yang mengandung sistem penting untuk mendukung misi) dilakukan di Pusat Satelit UR (URSC), Bengaluru.

(wbs)

Sumber: anomsuryaputra.id

Astronot Prancis Akhinya Ungkap Inti Bulan, Ternyata Ini Isinya

Astronot Prancis Akhinya Ungkap Inti Bulan, Ternyata Ini Isinya

Inti Bulan Terungkap. FOTO/IFL Science

PARIS – Pertanyaan yang telah lama menghantui para ilmuwan tentang apakah inti Bulan itu padat atau cair akhirnya terjawab. Sebuah tim peneliti dari Pusat Riset Ilmiah Nasional Prancis telah berhasil mengungkap hasil penelitian mereka.

Dalam publikasi yang terbit di jurnal Nature pada bulan Mei lalu, mereka mengonfirmasi bahwa inti Bulan berbentuk bola padat dengan kepadatan setara dengan besi.

“Temuan kami,” ujar tim yang dipimpin oleh astronom Arthur Briaud, “menantang pandangan kita mengenai evolusi medan magnet Bulan. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang kemungkinan pembalikan mantel global dan memberikan informasi berharga mengenai periode pemboman yang dialami Bulan dalam satu miliar tahun pertama sejarah Tata Surya.”

Sementara misi Apollo telah memberikan data seismik mengenai Bulan, resolusi rendah dari data tersebut menyulitkan untuk menarik kesimpulan yang tepat. Diketahui bahwa inti luar Bulan terdiri dari material cair, namun sifat inti dalamnya tetap menjadi perdebatan, karena baik model inti padat maupun cair dapat menjelaskan data dari Apollo dengan baik.

Briaud dan timnya mengumpulkan data dari berbagai misi luar angkasa serta eksperimen pengukuran jarak laser di Bulan untuk menganalisis karakteristiknya dan membandingkannya dengan berbagai model inti guna menemukan yang paling tepat.

Model yang dihasilkan menunjukkan bahwa material yang lebih padat terletak di bagian tengah, sementara material yang kurang padat berada di bagian atas, yang juga menjelaskan keberadaan unsur-unsur di dekat daerah vulkanik Bulan.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa inti Bulan terdiri dari lapisan luar yang cair dan inti dalam yang padat, mirip dengan struktur Bumi. Model ini menunjukkan bahwa radius inti luar sekitar 362 kilometer, sementara radius inti dalam mencapai 258 kilometer, yang berkontribusi sekitar 15 persen dari total radius Bulan.
Tim peneliti juga menemukan bahwa kepadatan Bulan sekitar 7.822 kilogram per meter kubik, yang sebanding dengan kepadatan besi.

Menariknya, pada tahun 2011, tim yang dipimpin oleh ilmuwan planet NASA, Marshall Renee Weber, mencapai kesimpulan serupa dalam penelitian mereka. Briaud menegaskan bahwa hasil penelitian mereka menegaskan bahwa inti Bulan memiliki kesamaan dengan inti Bumi.

Pemahaman mengenai komposisi inti Bulan sangat penting untuk mengetahui bagaimana dan mengapa medan magnet Bulan mengalami penurunan sekitar 3,2 miliar tahun yang lalu. Medan magnet ini dulunya cukup kuat pada fase awal, dan penurunan ini biasanya terkait dengan gerakan dan konveksi di dalam inti.

(wbs)

Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi anomsuryaputra.id