Ini Dia, Paradigma Filsafat Sains Terhadap Deras Kemajuan AI

Ini Dia, Paradigma Filsafat Sains Terhadap Deras Kemajuan AI

Jakarta

Tren kecerdasan buatan (AI) yang berkaitan dengan filsafat sains berfokus pada penerapan AI yang memberikan keuntungan nyata bagi Indonesia, bukan sekadar mengikuti tren yang sedang populer di negara-negara seperti Amerika Serikat dan China.

Dimitri Mahayana, seorang dosen di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung (ITB), menjelaskan bahwa terdapat lima paradigma filsafat sains yang akan menjadi landasan dalam pengembangan AI. Paradigma ini dimulai dari eksperimen berbasis pengukuran (positivisme logis), lalu beralih ke realisme kritis, di mana AI dipandang sebagai konstruksi sosial yang memerlukan pendekatan kritis dalam penerapannya.

“Selanjutnya, kita akan memasuki fase interpretivisme, di mana perkembangan AI terinspirasi oleh narasi yang kita ciptakan. Dari sudut pandang ini, postmodernisme muncul, menunjukkan bahwa AI dapat berfungsi sebagai bagian dari hegemoni yang memperkaya kelompok kaya. Akhirnya, kita akan berujung pada paradigma pragmatisme yang lebih menekankan nilai-nilai material,” jelas Dimitri dalam sebuah seminar bertajuk “Kuliah Umum Filsafat Sains AI: Singularitas, Hype atau Realitas, dan Strategi untuk Indonesia” yang diadakan di Aula Timur ITB pada Rabu (4/12/2024).


IKLAN


GULIR UNTUK MELANJUTKAN ISI

Dia menambahkan bahwa melalui paradigma tersebut, muncul pemikiran yang dikenal sebagai “MINMAX”, yang berarti meminimalkan risiko AI sambil memaksimalkan manfaatnya untuk Indonesia. Konsep MINMAX AI ini terdiri dari enam elemen penting agar AI tidak hanya menjadi tren sementara.

Enam elemen tersebut adalah:

  • M untuk Manfaat, yang menegaskan bahwa AI harus memberikan keuntungan maksimal bagi masyarakat.
  • I untuk Indonesia, menekankan bahwa Indonesia tidak hanya mengikuti arus AI global, tetapi juga menjadi pusat AI bagi kepentingannya sendiri.
  • N untuk Narasi, yaitu membangun narasi positif seperti konsep AII (Akal Inspiratif Indonesia), di mana AI mendukung masyarakat kecil, merdeka, berkeadilan, dan mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa.
  • M berikutnya untuk Mengukur, yang bertujuan menciptakan ukuran evaluasi AI yang relevan dengan konteks Indonesia melalui kolaborasi antara pemerintah, sektor bisnis, dan akademisi.
  • A untuk Aman, yang mencakup penanganan isu-isu seperti keamanan data, bias, transparansi, akurasi, keadilan, halusinasi, dan isu terkait lainnya.
  • X untuk X Factor, yang mengakui bahwa masa depan AI adalah variabel X yang selalu berubah dan tidak sepenuhnya dapat diprediksi.

“Sangat sulit untuk memprediksi perkembangan AI yang begitu cepat dan fenomenal ini. Oleh karena itu, kita harus terus berpikir kritis dan melakukan refleksi dalam menghadapi perubahan yang dihadirkan oleh AI, sesuai dengan lima paradigma filsafat sains,” kata Dimitri, yang juga penulis buku Filsafat Sains dan Apakah Silikon Bisa Menangis? yang diterbitkan oleh Penerbit ITB pada tahun 2024.

Agus Nggermanto, yang dikenal sebagai Paman Apiq dan seorang Youtuber literasi numerasi dengan 512 ribu pengikut, mengaitkan AI dengan kisah Phaeton, putra Dewa Helios, yang juga dibahas oleh penulis terkenal Yuval Noah Harari dalam karya terbarunya.

“Phaeton ingin mengemudikan kereta matahari meskipun telah diperingatkan tentang risiko yang akan dihadapinya. Ia tidak mampu mengendalikannya, yang menyebabkan bumi kadang menjadi terlalu dingin dan kadang terlalu panas akibat pergerakan matahari yang tidak stabil. Beruntung, Dewa Zeus mengetahui hal ini dan menghentikan kereta tersebut dengan petir. AI bisa menjadi seperti kereta matahari itu, bergerak tanpa kontrol dan dapat menyebabkan kerusakan yang serius,” ujarnya.

Sebaliknya, pandangan yang berbeda muncul dari Ray Kurzweil, seorang futurolog teknologi asal AS, dalam dua buku terkenalnya, The Singularity is Near (2005) dan The Singularity is Nearer (2024). Menurutnya, kolaborasi antara mesin seperti AI dan manusia akan membentuk satu kesatuan atau singularitas yang menciptakan kecerdasan yang jauh lebih tinggi.

Dia bahkan memperkirakan bahwa pada tahun 2029, AI akan lebih cerdas daripada otak manusia, dan pada tahun 2045, kolaborasi tersebut akan mampu menaklukkan alam semesta. Kurzweil juga berpendapat bahwa teknologi pada akhirnya akan memiliki kesadaran spiritual, seperti yang dijelaskan dalam bukunya The Age of Spiritual Machine (1999).

“Namun, hingga saat ini, kita belum melihat adanya kesadaran spiritual pada AI. Selain itu, teknologi juga belum mampu menyelesaikan masalah-masalah seperti pencemaran lingkungan, krisis iklim, pengangguran, dan berbagai gangguan psikologis. Pandangan ini terlihat terlalu optimis, dan terbukti bahwa Hukum Moore dari transistor tidak membawa teknologi menuju singularitas,” kata penulis Kecerdasan Kuantum (2005) tersebut.

Paman Apiq melanjutkan, Nick Bostrom, seorang filsuf dari Oxford, Inggris, dalam bukunya Deep Utopia (2024) mengemukakan pandangan yang lebih moderat. Dia berpendapat bahwa meskipun AI dapat mengakibatkan hilangnya banyak pekerjaan, kekuatan yang sama juga dapat membuka peluang baru di luar model pekerjaan tradisional. Dalam konteks ini, manusia dituntut untuk memaksimalkan kualitas peluang yang ada sebagai strategi untuk membantu pekerja di tengah tren otomatisasi yang semakin pesat.

“Dalam banyak karya, terutama dari Harari, ia berhasil mengkritisi AI tetapi gagal memberikan solusi yang nyata. Harari bahkan secara implisit merekomendasikan pemimpin untuk menjadi ‘predator’ dunia. Padahal, etika dan moralitas adalah yang paling utama; jika AI mendorong kita untuk berperilaku baik dan menghormati orang tua, maka kita harus mengikutinya. Namun, jika tidak, kita harus mengabaikannya,” ungkapnya.

Dekan STEI ITB, Tutun Juhana, menyatakan bahwa AI adalah kemajuan teknologi terbaru yang dianggap sebagai salah satu pencapaian terbesar dalam bidang sains dan sangat berpengaruh di seluruh dunia.

“STEI ITB bersama seluruh jajarannya, termasuk dosen, peneliti, dan mahasiswa, akan sepenuhnya berkomitmen untuk mendukung kemajuan sains dan teknologi ini,” tambahnya.

Pengalaman Industri

Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M Nugraha, menjelaskan bahwa AI berbeda dari tren teknologi sebelumnya, seperti Metaverse, Google Glasses, dan Blockchain, yang sempat meroket namun kemudian meredup. AI lebih nyata dan fungsional, sehingga manfaatnya terasa lebih besar, tetapi masyarakat tetap perlu bersikap proporsional terhadapnya.

“Kita harus melihat dengan jernih nilai yang dibawa oleh AI. AI adalah alat; ia tidak menggantikan posisi manusia, tetapi di BRI, fungsinya adalah untuk meningkatkan kemampuan karyawan kami,” tambahnya.

Arga, yang juga menjabat sebagai Ketua Project Management Office (PMO) AI di Kementerian BUMN, melanjutkan bahwa secara filosofis, masyarakat tidak boleh bertindak seperti anak kecil yang menemukan palu dan langsung menggunakannya untuk segala hal. AI tidak dapat diterapkan sembarangan, karena ia bukanlah solusi untuk semua masalah publik.

Namun, banyak BUMN yang telah berhasil menerapkan AI dengan efektif, seperti PLN yang menggunakan GenAI untuk pemeliharaan jaringan, Jasa Marga dengan sistem manajemen kecelakaan, AirNav untuk deteksi objek di landasan pesawat, dan BRI dengan chatbot humanis bernama Sabrina untuk melayani nasabah.

Budi Sulistyo, Senior Expert di Lembaga Riset Telematika Sharing Vision, menegaskan bahwa keseimbangan dalam penerapan AI sangat penting. Menurut Judea Pearl dalam bukunya The Book of Why (2018), LLM (Large Language Model) memiliki kelemahan signifikan. “LLM hanya sebatas korelasi, sementara analisis kausalitas adalah ranah intelektualitas manusia,” katanya.

*) Dr. Muhammad Sufyan Abdurrahman, Dosen Digital Public Relations Telkom University

(nwk/nwk)

Referensi: anomsuryaputra.id

Ini Upaya BRIN Kembangkan Talenta Riset Nuklir di Indonesia

Ini Upaya BRIN Kembangkan Talenta Riset Nuklir di Indonesia

TEMPO.CO

Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meluncurkan berbagai program untuk mengembangkan bakat di bidang penelitian nuklir. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan sumber daya manusia dalam sektor energi nuklir di Indonesia.

Pemberian Penghargaan Siwabessy dan Kuliah Umum 2024

Dalam acara Pemberian Penghargaan Siwabessy dan Kuliah Umum 2024, Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menekankan bahwa lembaganya memiliki dua program utama yang fokus pada teknologi akselerator nuklir dan reaktor nuklir.

Platform Kolaborasi

“Kami telah membangun platform kolaborasi. Ada dua platform kolaborasi spesifik: satu untuk akselerator dan yang lainnya untuk reaktor, sebagai bagian dari revitalisasi Reaktor Nuklir Penelitian Siwabessy. Fokus kami adalah untuk memproduksi radioisotop dan radiopharmaceutical di Indonesia,” ungkap Handoko di Gedung B.J. Habibie, Jakarta, pada Kamis, 5 Desember 2024.

Kerjasama Internasional

Selain itu, BRIN juga bekerja sama dengan pemangku kepentingan internasional untuk inisiatif penelitian pengembangan bersama guna meningkatkan reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). “Beberapa aspek masih dalam tahap negosiasi, tetapi kami berharap dengan skema yang komprehensif, kami dapat membantu komunitas penelitian nuklir untuk berpartisipasi, berkolaborasi, dan mengakses platform-platform ini,” jelasnya.

Peluang untuk Universitas

Handoko menegaskan bahwa inisiatif ini membuka peluang signifikan bagi universitas yang memiliki program teknik nuklir. Ia percaya bahwa pengembangan seperti ini memerlukan komitmen jangka panjang dan peneliti yang berdedikasi.

Peluang Beasiswa

Selanjutnya, Handoko juga menyampaikan tentang kesempatan beasiswa melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). “Mahasiswa dapat langsung melanjutkan studi S2 dan S3, dan kami juga menawarkan beasiswa khusus dari LPDP yang berfokus pada teknologi nuklir,” tambahnya.

Harapan untuk Masa Depan Energi Nuklir

Ia berharap upaya ini dapat mempercepat pengembangan energi nuklir di Indonesia sambil menginspirasi generasi muda untuk berkontribusi dalam kemajuan teknologi nuklir di tanah air.

Referensi: anomsuryaputra.id

Abaikan Stigma Gemulai, Pria Juga Wajib Punya Kulit Sehat

Abaikan Stigma Gemulai, Pria Juga Wajib Punya Kulit Sehat

Liputan6.com, Jakarta – Saat ini, perawatan kulit bukan hanya domain wanita. Pria pun mulai menyadari pentingnya merawat kulit, baik untuk penampilan maupun kesehatan secara keseluruhan. Meski demikian, masih ada saja yang mempertanyakan, “Kenapa pria perlu melakukan perawatan?” Padahal, para ahli menegaskan bahwa perawatan kulit adalah kebutuhan universal yang tidak mengenal gender.

Apakah Pria Perlu Melakukan Perawatan Kulit?

Menurut Dr. Marintan Sereyosephine, M. Biomed (AAM), seorang dokter estetika sekaligus pendiri Aestique Clinic, saat ini tidak ada perbedaan signifikan antara pria dan wanita dalam hal perawatan kulit.

“Baik pria maupun wanita sama-sama ingin tampil menarik dan percaya diri di berbagai kesempatan. Meskipun ada stigma yang masih berlaku, hal ini seharusnya tidak menjadi penghalang bagi siapa pun,” ungkap Dr. Pipien dalam wawancaranya dengan Health Liputan6.com.

Dr. Pipien juga menekankan bahwa masalah kulit seperti jerawat dapat dialami oleh siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin. Maka dari itu, perawatan kulit bukan hanya berkaitan dengan estetika, tetapi juga sangat penting untuk kesehatan kulit itu sendiri.

Beliau juga mencatat bahwa semakin banyak pria muda yang mulai rutin merawat kulit mereka, menunjukkan meningkatnya kesadaran akan pentingnya perawatan kulit. Namun, pengaruh budaya dan media masih memberikan dampak besar dalam menentukan standar kecantikan di Indonesia.

Perawatan Bukan Soal Gender

Perawatan kulit seharusnya dilihat sebagai aspek kesehatan, bukan sebagai masalah gender. Baik pria maupun wanita berhak untuk memiliki kulit yang sehat dan terawat. Dengan berkurangnya stigma, semakin banyak pria yang merasa lebih nyaman untuk merawat kulit mereka tanpa takut akan penilaian dari masyarakat.

“Kini, perbedaan antara pria dan wanita dalam hal perawatan wajah semakin tidak signifikan,” tambahnya. Semua orang berkeinginan untuk tampil menarik dan percaya diri dalam berbagai situasi.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai perawatan kulit, Anda dapat mengunjungi anomsuryaputra.id.

Ancaman atau Anugerah bagi Musisi?

Ancaman atau Anugerah bagi Musisi?

Jakarta

Kecerdasan buatan, atau yang lebih dikenal sebagai artificial intelligence (AI), semakin memperluas jangkauannya ke berbagai sektor, termasuk dalam industri musik. Kehadiran AI yang memberikan kemudahan dalam berbagai pekerjaan sering kali memicu perdebatan, terutama karena hasilnya bisa bersaing dengan karya manusia yang asli. Lalu, bagaimana pengaruhnya dalam dunia musik?

Di sektor lain, seperti desain grafis, AI mampu menciptakan karya iklan yang dapat menggantikan peran desainer. Hal ini bisa terjadi berkat kemampuan AI dalam memproses dan menganalisis data dalam jumlah besar.

Steiner Jeffs, seorang peneliti dari University of Agder di Norwegia, menjelaskan bahwa kekhawatiran terhadap AI di bidang visual sangatlah wajar. Pasalnya, teknologi yang mampu mengubah teks menjadi gambar bekerja dengan sangat efisien.


Iklan


Gulir untuk melanjutkan konten

Namun, dalam konteks musik, pandangan terhadap AI bisa berbeda. Khususnya dalam proses penciptaan yang dapat mendukung musisi dalam berkarya.

“Musisi tetap ingin menciptakan musik karena proses tersebut memiliki makna yang mendalam bagi mereka,” ungkap Jeffs, sebagaimana dikutip dari situs resmi University of Agder.

Di sisi lain, proses pembuatan musik juga memberikan wawasan kepada penggemar. Fenomena di mana artis merilis versi demo atau berbagi video tentang cara mereka menciptakan lagu di studio semakin meningkat.

Dengan cara ini, penggemar dapat merasakan langsung bagaimana proses kreatif dalam menciptakan lagu berlangsung.

“Tampaknya ada peningkatan minat terhadap hal-hal yang autentik dan mentah, dan bukan tidak mungkin tren serupa juga akan muncul di bidang seni visual dan lainnya,” tambahnya.

AI Mempengaruhi Kehidupan Musisi

Nyatanya, meskipun AI dapat membantu dalam pekerjaan, dampaknya terhadap pendapatan musisi tetap menjadi perhatian. Salah satu contohnya adalah layanan streaming yang cenderung mengurangi pendapatan dari penjualan rekaman.

Dalam situasi ini, konser menjadi sumber pendapatan utama bagi para musisi. Menurut Jeffs, pasar konser tidak mungkin tergantikan oleh AI.

“Orang-orang akan selalu tertarik dengan penampilan langsung, dan kita tetap ingin menikmati musik secara langsung,” kata Jeffs.

Namun, Jeffs juga mencatat bahwa banyak pekerjaan sampingan yang sebelumnya menjadi sumber penghasilan musisi kini mulai digantikan oleh AI. Contohnya, pembuatan musik latar, jingle untuk radio dan podcast, serta musik untuk film, permainan, dan iklan.

Tanpa diragukan, AI juga berpotensi mengambil alih pekerjaan aransemen untuk paduan suara dan orkestra.

AI Tak Bisa Menghadirkan Emosi Dalam Musik

Meski demikian, Jeffs menegaskan bahwa AI tidak dapat menggantikan emosi yang terkandung dalam musik.

“Manusia masih memerlukan musik yang dapat membangun hubungan emosional yang dalam. Meskipun banyak musik yang kita dengar dalam latar belakang acara realitas, mungkin diproduksi menggunakan AI,” jelas Jeffs.

Dalam hal ini, Jeffs juga menjelaskan bahwa beberapa musisi kini mulai memanfaatkan AI dalam proses produksi musik mereka. Beberapa menggunakan AI sebagai mitra kreatif saat menulis lagu, karena AI memberi mereka kebebasan untuk bereksperimen tanpa rasa takut akan kritik.

Selain itu, ada yang memanfaatkan kesalahan yang dibuat oleh AI sebagai inspirasi untuk ide-ide baru.

“Banyak musisi merasa memiliki lebih banyak waktu untuk berkreasi saat AI menangani tugas-tugas rutin,” jelas Jeffs.

Meski demikian, ada kekhawatiran bahwa AI dapat menyebabkan musik menjadi seragam. Hal ini disebabkan oleh cara kerja AI yang memanfaatkan musik yang sudah ada untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Musik yang dihasilkan oleh AI sering kali kehilangan elemen unik yang biasanya muncul dari ketidaksempurnaan.

“Ada anggapan bahwa seniman masa depan akan menguasai seni dalam menyusun deskripsi atau perintah untuk AI. Namun, ini memerlukan waktu dan usaha yang besar untuk mengembangkan selera. Apakah Anda benar-benar dapat menulis perintah yang menghasilkan sesuatu yang menarik jika Anda belum benar-benar memahami seni tersebut?” ujar Jeffs.

Meski ada tantangan, Jeffs tetap optimis bahwa teknologi AI dapat membuka peluang baru bagi artis untuk bersaing dengan yang lebih besar. Menurutnya, cara untuk dikenal sebagai seorang artis kini tidak lagi bergantung pada label rekaman.

“Sekarang, cara baru untuk dikenal sebagai artis tidak lagi melalui label rekaman. Lebih sering, hal itu terjadi melalui mikrokultur, biasanya lewat YouTuber populer atau platform media sosial lainnya,” jelasnya.

Jeffs juga mengingatkan bahwa jika teknologi ini tidak digunakan dengan bijak, musik dapat kehilangan keunikan. Jika hal ini terus berlanjut, generasi musisi berikutnya mungkin akan kehilangan kontak dengan seni yang mereka cintai.

(faz/faz)

Teknologi Anti Hacker Buatan Ilmuwan Cina Ini Hanya Seukuran Koin, Bagaimana Cara Kerjanya?

Teknologi Anti Hacker Buatan Ilmuwan Cina Ini Hanya Seukuran Koin, Bagaimana Cara Kerjanya?

TEMPO.CO, Jakarta

Baru-baru ini, tim peneliti dari Laboratorium Purple Mountain di Tiongkok berhasil menciptakan sebuah komputer mikro berukuran sebesar koin, yang menawarkan solusi canggih untuk keamanan siber. Alat ini, yang ukurannya tidak lebih besar dari koin 1 Yuan, diharapkan mampu melawan berbagai ancaman digital, terutama dari peretas.

Laporan dari South China Morning Post

Sebuah laporan yang dirilis pada Selasa, 26 November 2024, mengungkapkan bahwa komputer mikro bernama ESC0830 ini diperkenalkan dalam sebuah konferensi di Nanjing. Teknologi ini diklaim memiliki ketahanan yang seratus kali lebih baik terhadap peretasan dibandingkan perangkat keamanan konvensional yang ada saat ini.

Peningkatan Keamanan Digital

Seiring meningkatnya insiden yang menunjukkan kerentanan pada berbagai perangkat elektronik, pengembangan teknologi keamanan pun menjadi semakin penting. Salah satu contoh terbaru adalah insiden ledakan yang melibatkan pager dan walkie-talkie di Lebanon pada September 2024, yang kembali menekankan betapa pentingnya memiliki alat keamanan digital yang handal. Bahkan perangkat yang terlihat sederhana pun harus dilengkapi dengan sistem keamanan yang memadai.

Komputer Mikro yang Andal

Komputer mini ini dirancang untuk menangani berbagai tugas secara bersamaan, menjadikannya pilihan ideal untuk sistem yang membutuhkan keandalan tinggi, terutama dalam pengamanan data. ESC0830 memiliki tiga inti yang memungkinkan perangkat tetap berfungsi meskipun satu inti mengalami kerusakan.

Pernyataan Pemimpin Proyek

“Inovasi ini menandai akhir dari era mikrokontroler yang rentan,” ungkap pemimpin proyek ESC0830 yang namanya tidak disebutkan, seperti yang dilaporkan oleh South China Morning Post.

Integrasi yang Mudah

Dia juga menambahkan bahwa komputer mikro ini dirancang untuk dapat dengan mudah terintegrasi dengan perangkat teknologi yang sudah ada, sehingga mengurangi biaya dan kompleksitas dalam proses pemasangan. Alat ini, yang dikembangkan oleh Purple Mountain selama dua tahun terakhir, diperkirakan dapat diterapkan pada berbagai perangkat mulai dari ponsel hingga sistem infrastruktur perkotaan.

Kontribusi Penulis

Bayu Mentari juga berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi anomsuryaputra.id.

5 Ciri-Ciri Pseudocode, Cara Menulis, dan Contoh yang Programmer Wajib Paham

5 Ciri-Ciri Pseudocode, Cara Menulis, dan Contoh yang Programmer Wajib Paham

Untuk lebih memahami penerapan pseudocode dalam situasi nyata, mari kita lihat beberapa contoh yang menggambarkan algoritma-algoritma yang umum digunakan:

1. Algoritma Pencarian Linear

 

FUNCTION linearSearch(array, target)

UNTUK setiap elemen dalam array

JIKA elemen sama dengan target

KEMBALI indeks dari elemen

AKHIRI JIKA

AKHIRI UNTUK

KEMBALI -1 (jika tidak ditemukan)

AKHIRI FUNCTION

 

2. Algoritma Pengurutan Bubble Sort

 

PROCEDURE bubbleSort(array)

n = panjang array

UNTUK i = 0 sampai n-1

UNTUK j = 0 sampai n-i-1

JIKA array[j] > array[j+1]

PERTUKAR array[j] dengan array[j+1]

AKHIRI JIKA

AKHIRI UNTUK

AKHIRI UNTUK

AKHIRI PROCEDURE

 

3. Algoritma Faktorial Rekursif

 

FUNCTION factorial(n)

JIKA n <= 1

KEMBALI 1

LAIN

KEMBALI n * factorial(n-1)

AKHIRI JIKA

AKHIRI FUNCTION

 

4. Algoritma Menghitung Rata-rata

 

FUNCTION calculateAverage(numbers)

jumlah = 0

jumlahData = panjang dari numbers

UNTUK setiap angka dalam numbers

jumlah = jumlah + angka

AKHIRI UNTUK

rataRata = jumlah / jumlahData

KEMBALI rataRata

AKHIRI FUNCTION

 

Contoh-contoh di atas menggambarkan bagaimana pseudocode dapat merepresentasikan berbagai algoritma dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami. Dengan menggunakan pseudocode, para programmer dapat lebih berkonsentrasi pada logika yang mendasari algoritma tanpa terjebak pada sintaksis spesifik dari bahasa pemrograman tertentu. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi anomsuryaputra.id.

Asal Usul 30 November sebagai Hari Keamanan Komputer Nasional

Asal Usul 30 November sebagai Hari Keamanan Komputer Nasional

TEMPO.CO

Jakarta – Pada 30 November, Indonesia merayakan Hari Kesadaran Keamanan Siber untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya perlindungan data dan sistem informasi di dunia digital saat ini.

Pemilihan tanggal ini bertujuan untuk menegaskan peran penting keamanan siber dalam menghadapi ancaman yang semakin beragam dan kompleks.

Sejak dekade 1980-an, komputer telah menjadi alat yang sangat vital di berbagai bidang, baik dalam bisnis maupun pemerintahan. Banyak organisasi mulai menggunakan komputer untuk menyimpan dan mengelola data yang sangat penting, membuat informasi lebih mudah diakses. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi yang pesat, ancaman terhadap keamanan data juga meningkat dengan tajam.

Pada masa itu, banyak individu dan kelompok mulai mengeksploitasi celah dalam sistem komputer untuk meretas informasi pribadi dan organisasi secara ilegal. Keamanan data, yang sebelumnya diabaikan, menjadi sangat krusial sejalan dengan meningkatnya serangan siber.

Hari Kesadaran Keamanan Siber ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya melindungi data pribadi dan informasi sensitif lainnya di dunia digital. Keamanan komputer bukan hanya tanggung jawab perusahaan atau lembaga pemerintah, tetapi juga merupakan kewajiban setiap individu yang menggunakan teknologi.

Dengan dipilihnya tanggal 30 November, diharapkan perhatian terhadap isu ini tetap terjaga, terutama saat liburan, ketika aktivitas digital seperti belanja online dan transaksi keuangan meningkat secara signifikan.

Seiring waktu, keamanan komputer terus berkembang, terutama dengan cepatnya adopsi teknologi dan internet. Dulu, fokus utama keamanan adalah melindungi perangkat keras fisik, seperti mencegah pencurian atau kerusakan. Banyak organisasi telah menerapkan prosedur ketat untuk menjaga akses ke ruang server demi keamanan sistem mereka.

Akan tetapi, dengan munculnya teknologi baru seperti jaringan luas dan akses jarak jauh, perlindungan fisik saja tidak cukup untuk menjamin keamanan komputer.

Saat ini, perlindungan mencakup pengamanan data dan informasi yang disimpan dalam sistem komputer, yang sering kali memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan perangkat keras itu sendiri. Keamanan komputer kini mencakup perlindungan dari ancaman eksternal maupun internal, termasuk kebocoran data akibat kelalaian atau kesalahan manusia.

Menurut informasi dari anomsuryaputra.id, salah satu konsep penting dalam keamanan informasi adalah CIA Triad, yang terdiri dari tiga komponen utama: Kerahasiaan (Confidentiality), Integritas (Integrity), dan Ketersediaan (Availability).

Kerahasiaan berkaitan dengan langkah-langkah untuk memastikan bahwa informasi sensitif hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang. Integritas fokus pada menjaga akurasi dan konsistensi data sepanjang siklus hidupnya, serta mencegah perubahan yang tidak sah. Di sisi lain, ketersediaan merujuk pada kemampuan untuk mengakses dan memulihkan data serta sistem dengan cepat setelah terjadinya gangguan.

Keamanan komputer tidak hanya berfungsi untuk melindungi sistem dari ancaman eksternal, tetapi juga untuk menangani risiko yang mungkin muncul dari dalam, seperti kesalahan dalam manajemen data atau kebocoran informasi akibat kelalaian. Oleh karena itu, keamanan komputer sangat penting untuk memastikan bahwa perangkat keras, perangkat lunak, dan informasi dalam sistem tetap aman dan dapat diandalkan.

SHARISYA KUSUMA RAHMANDA I HERZANINDYA MAULIANTI

Pilihan Editor: Cara Virus Ransomware Menyerang Pusat Data Nasional

Program 3 Juta Rumah Bakal Bikin Konsumsi Listrik RI Naik, Jadi Berapa?

Program 3 Juta Rumah Bakal Bikin Konsumsi Listrik RI Naik, Jadi Berapa?

Liputan6.com, Jakarta – Direktor Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, mengungkapkan bahwa rencana pembangunan 3 juta rumah setiap tahunnya diperkirakan akan mendorong peningkatan konsumsi listrik nasional hingga 6,3 Terawatt Jam (TWh) per tahun.

Kenaikan konsumsi ini setara dengan kebutuhan kapasitas pembangkit listrik sebesar 1 gigawatt per tahun, yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan listrik di Indonesia.

Tantangan Permintaan yang Terdistribusi

Darmawan menekankan bahwa permintaan listrik yang timbul dari program ini bersifat terdistribusi dan tidak terpusat. Oleh karena itu, PLN harus memperhatikan tiga aspek penting: lokasi, waktu, dan kapasitas yang diperlukan.

“Tiga aspek utama—ruang, waktu, dan kapasitas—harus menjadi fokus dalam memenuhi permintaan listrik ini,” jelasnya dalam Dialog Interaktif Program 3 Juta Rumah di Menara BTN, Jakarta pada tanggal 29 November 2024.

Dominasi Pelanggan dari Sektor Rumah Tangga

Saat ini, sekitar 91% dari total pelanggan PLN berasal dari kalangan rumah tangga. PLN melayani lebih dari 83 juta pelanggan rumah tangga, dengan penambahan sekitar 3 juta pelanggan baru setiap tahunnya.

Pertumbuhan jumlah pelanggan ini didorong oleh berbagai sektor, termasuk gaya hidup yang bergantung pada listrik, elektrifikasi di bidang pertanian, serta elektrifikasi di sektor maritim.

Referensi: anomsuryaputra.id

Pertama di Indonesia, IPB University Operasikan Agri-Photovoltaic Research Station

Pertama di Indonesia, IPB University Operasikan Agri-Photovoltaic Research Station

TEMPO.CO

Jakarta – Universitas IPB baru saja meresmikan Stasiun Riset Agri-Fotovoltaik di Kebun Pendidikan Cikabayan, yang terletak di kampus Dramaga, Bogor. Diresmikan pada 22 November, fasilitas ini merupakan yang pertama di Indonesia yang mengintegrasikan praktik pertanian dengan teknologi energi matahari.

Memanfaatkan Energi Matahari

Dengan kapasitas mencapai 50.000 watt, sistem ini tidak hanya dimanfaatkan untuk keperluan pertanian, tetapi juga untuk menghasilkan listrik. Stasiun ini dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI), dan listrik yang dihasilkan akan digunakan untuk mengisi daya kendaraan listrik serta mendukung operasional dari greenhouse pintar yang direncanakan di Kebun Pendidikan Cikabayan.

Pernyataan Rektor IPB

Rektor Universitas IPB, Arif Satria, menekankan bahwa universitas terus beradaptasi dengan tantangan global melalui kebijakan inovatif yang sesuai dengan tuntutan Revolusi Industri Keempat. Ia menambahkan bahwa era ini ditandai dengan munculnya teknologi baru seperti AI dan big data. “Karena itu, Universitas IPB berkomitmen untuk berkontribusi melalui inovasi pendidikan dan kolaborasi global,” ungkap Arif dalam pernyataan tertulis pada Rabu, 27 November 2024.

Pembaruan Sistem Pendidikan

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa untuk menghadapi tantangan ini, Universitas IPB sedang melakukan reformasi sistem pendidikannya dengan mendirikan program studi baru, termasuk program yang fokus pada Pertanian Cerdas.

Inisiatif Greenhouse Pintar

Selain itu, ia menekankan bahwa salah satu inisiatif kunci yang mendukung pendidikan adalah pembangunan greenhouse pintar di Kebun Percobaan Leuwikopo Universitas IPB, di samping pengembangan Stasiun Riset Agri-Fotovoltaik. “Kami mengucapkan terima kasih kepada mitra Korea atas dukungan besar mereka untuk berbagai program inovasi di Universitas IPB,” tambahnya.

Komentar CEO Envelops Co

Sung Yong, CEO Envelops Co, mengatakan bahwa proyek Agri-Fotovoltaik ini merupakan contoh kolaborasi yang kuat dan inovasi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Ia menekankan bahwa inisiatif ini dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dengan memanfaatkan energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi di sektor pertanian.

Ucapan Selamat untuk Proyek

“Selamat atas peluncuran proyek Agri-Fotovoltaik di Universitas IPB, yang menyediakan alat pembelajaran inovatif untuk mendukung pengembangan teknologi pertanian pintar di masa depan,” tuturnya.

Visi Universitas IPB

Bambang Hendro Trisasongko, manajer Agri-Fotovoltaik dan Sekretaris Pusat Studi Perencanaan dan Pembangunan Wilayah (P4W) di Universitas IPB, menyebutkan bahwa inisiatif ini sejalan dengan visi universitas untuk mencapai keberlanjutan di tiga bidang utama: pangan, energi, dan air (FEW). “Untuk penggunaan listrik, kami merencanakan untuk mengalokasikan 30.000 watt untuk greenhouse dan 20.000 watt untuk kendaraan listrik,” jelasnya.

Referensi

Sumber: anomsuryaputra.id

detikEduSelasa, 12 Nov 2024 13:07 WIB Video Cerita Para Peneliti Wanita RI: Riset Jamur-AI Deteksi Kerentanan Gempa 4 peneliti perempuan ini mendapatkan penghargaan dari L’Oreal-UNESCO. Mereka meneliti pemanfaatan jamur tempe hingga penggunaan AI dalam mendeteksi dampak gempa

detikEduSelasa, 12 Nov 2024 13:07 WIB Video Cerita Para Peneliti Wanita RI: Riset Jamur-AI Deteksi Kerentanan Gempa 4 peneliti perempuan ini mendapatkan penghargaan dari L’Oreal-UNESCO. Mereka meneliti pemanfaatan jamur tempe hingga penggunaan AI dalam mendeteksi dampak gempa

Video Kisah Peneliti Wanita Indonesia: Inovasi Jamur dan AI untuk Deteksi Kerentanan Gempa

Selasa, 12 November 2024, 13:07 WIB

Empat ilmuwan wanita Indonesia baru-baru ini meraih prestasi luar biasa dengan menerima penghargaan dari L’Oréal-UNESCO. Mereka mengembangkan penelitian yang memanfaatkan jamur tempe dan mengaplikasikan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi kerentanan terhadap gempa bumi. Penelitian ini tidak hanya menggambarkan kemampuan mereka dalam bidang sains, tetapi juga memberikan kontribusi yang penting dalam upaya mitigasi bencana di Indonesia.

Dalam video yang mendokumentasikan perjalanan penelitian mereka, para peneliti menjelaskan berbagai potensi penggunaan jamur tempe dalam konteks lingkungan dan kesehatan. Mereka juga menekankan betapa pentingnya teknologi AI dalam menganalisis data seismik untuk memprediksi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh gempa bumi. Melalui inisiatif ini, diharapkan masyarakat akan lebih sadar dan siap menghadapi bencana alam yang kerap melanda daerah tersebut.

Dengan penghargaan ini, keempat peneliti tersebut berharap bisa memotivasi lebih banyak perempuan untuk terlibat dalam dunia penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan. Mereka ingin menunjukkan bahwa inovasi bisa muncul dari berbagai disiplin ilmu. Penelitian mereka menjadi contoh yang jelas tentang bagaimana sinergi antara pengetahuan tradisional dan teknologi mutakhir dapat menghasilkan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Sumber: anomsuryaputra.id