Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah telah memberikan klarifikasi mengenai nasib tenaga honorer yang tidak berhasil dalam seleksi pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahap dua.
Dalam pernyataannya, pemerintah menegaskan bahwa honorer yang tidak lolos dalam seleksi PPPK 2024 akan diangkat sebagai PPPK paruh waktu. Keputusan ini diambil sebagai jawaban atas tantangan keuangan yang dihadapi banyak instansi.
Pemerintah menegaskan bahwa tidak akan ada pemecatan terhadap tenaga honorer. Sebagai solusi, honorer yang tidak berhasil atau yang belum bisa mengikuti seleksi karena keterbatasan anggaran akan diangkat sebagai PPPK paruh waktu. Sementara itu, mereka yang berhasil dalam seleksi akan menjadi PPPK penuh waktu.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyanti menyatakan bahwa perubahan status ini juga merupakan bagian dari program 100 hari kerja Kementerian PANRB. Rini menjelaskan bahwa kebijakan ini mencakup beberapa inisiatif, termasuk penjelasan mengenai status kepegawaian non-ASN, pemetaan dan identifikasi, serta mendorong tenaga honorer untuk mendaftar dan mengikuti seleksi PPPK.
“Kami juga berencana untuk mengangkat tenaga non-ASN pada tahun 2024,” ujar Rini.
Rini menambahkan bahwa kebijakan perubahan status ini merupakan kelanjutan dari program yang telah dimulai sejak era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ia memastikan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menghindari pemecatan massal terhadap tenaga honorer.
“Prinsip kami adalah untuk menghindari PHK massal, menjaga pendapatan mereka, dan tidak membebani anggaran,” tegas Rini.
Pendaftaran untuk PPPK tahap kedua telah dibuka sejak 17 November 2024 dan akan berakhir pada 31 Desember 2024. Calon peserta dapat mengakses link pendaftaran PPPK tahap II melalui portal Sistem Seleksi Calon ASN (SSCASN) yang disediakan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN).
PPPK tahap II ini ditujukan bagi honorer yang saat ini bekerja di instansi pemerintah, termasuk lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Pada tahun 2024, pemerintah membuka formasi PPPK dalam jumlah terbesar, dengan total 1.031.554 formasi dari keseluruhan 1.280.547 formasi CASN 2024 (data per 22 Agustus 2024). Besarnya formasi PPPK ini merupakan upaya untuk menyelesaikan penataan tenaga non-ASN di berbagai instansi pemerintah.
(arj/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Tuntaskan Penataan Non-ASN, Pemerintah Buka Seleksi PPPK 2024
Artikel Selanjutnya
Honorer Tak Lulus Seleksi PPPK 2024, Begini Nasibnya
KOMPAS.com – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah meluncurkan program bimbingan teknis yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru Sekolah Dasar (SD) dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling di berbagai wilayah di Indonesia.
Direktur Guru Pendidikan Dasar, Rachmadi Widdiharto, menyampaikan bahwa kegiatan bimbingan teknis ini dilaksanakan di beberapa lokasi di DKI Jakarta pada tanggal 3 hingga 7 Desember 2024.
“Dengan maraknya kasus kekerasan yang terjadi, sangat krusial bagi guru untuk mengikuti pelatihan dan meningkatkan kompetensi dalam layanan bimbingan dan konseling demi kesejahteraan anak-anak,” kata Rachmadi dalam rilis yang diterima pada Kamis (5/12/2024).
Dia menegaskan bahwa pentingnya pelatihan ini didasarkan pada hasil Asesmen Nasional 2022, yang menunjukkan bahwa sekitar 34,51 persen siswa berisiko mengalami kekerasan seksual.
Baca juga: Mendikdasmen Akan Tingkatkan Kualitas Guru BK, Ini Tujuannya
Peran Guru dalam Tumbuh Kembang Anak
Selain itu, 26,9 persen siswa juga berpotensi menghadapi hukuman fisik, dan 36,31 persen berisiko mengalami perundungan.
Rachmadi menambahkan bahwa tidak semua guru kelas di tingkat SD memiliki pelatihan khusus dalam bidang bimbingan dan konseling.
“Oleh karena itu, bimbingan teknis ini sangat penting untuk memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan belajar yang optimal, sesuai dengan potensi dan kebutuhan mereka,” ujarnya.
Dia juga menekankan bahwa peran guru tidak hanya terbatas pada pengajaran di kelas, tetapi juga mencakup tanggung jawab untuk memastikan proses tumbuh kembang anak berjalan dengan baik.
Rachmadi berharap agar hasil dari bimbingan teknis ini dapat diterapkan secara berkelanjutan di setiap daerah.
“Kami berharap para guru dapat mengidentifikasi potensi yang dimiliki setiap anak dan memberikan dukungan saat mereka menghadapi kesulitan,” tambahnya.
Baca juga: Atasi Bullying di Sekolah, Pemerintah Berencana Tambah Jumlah Guru BK
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof. Abdul Mu’ti juga menegaskan komitmen pihaknya untuk meningkatkan kualitas guru Bimbingan Konseling (BK).
Prof. Mu’ti menjelaskan bahwa ini merupakan bagian dari upaya memperkuat pendidikan karakter anak dan memberikan peran yang lebih signifikan kepada guru.
“Ini adalah bagian dari inisiatif kami untuk memperkuat pendidikan karakter, serta memberikan lebih banyak tanggung jawab kepada para guru,” ungkap Prof. Mu’ti kepada wartawan di Jakarta, Rabu (30/10/2024).
Peningkatan kualitas ini, menurut Prof. Mu’ti, akan dimulai dengan pelatihan untuk guru BK yang direncanakan berlangsung mulai tahun 2025.
Baca juga: Mendikdasmen Abdul: Kualitas 3 Guru Mapel dan BK Bakal Ditingkatkan
Dengan demikian, guru BK tidak hanya diharapkan memberikan sanksi atau hukuman, tetapi juga berfokus pada pengembangan minat dan bakat siswa.
“Ini adalah bagian dari usaha kami agar siswa sejak dini dapat mengenali minat dan bakat mereka, dan guru bimbingan konseling akan memegang peranan kunci dalam proses ini,” tutup Prof. Mu’ti.
Ikuti breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu untuk mendapatkan berita dari Kompas.com melalui WhatsApp Channel: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu telah menginstal aplikasi WhatsApp.
Piramida yang Terlihat di Bawah Antartika. FOTO/ INDY
ALASKA – Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai teori konspirasi terkait Antartika telah menarik perhatian publik lebih dari yang mungkin Anda bayangkan.
Salah satu fenomena menarik yang banyak dibicarakan adalah “air terjun berdarah,” yang dianggap sebagai salah satu keajaiban alam yang paling unik. Selain itu, ada juga misteri seputar apa yang disebut sebagai “piramida” yang ditemukan di benua es ini.
Namun, sebenarnya, yang terlihat itu bukanlah piramida, melainkan sebuah gunung.
Pegunungan Ellsworth merupakan rangkaian pegunungan tertinggi di Antartika, membentang sejauh 400 km, dan gunung yang dimaksud ditemukan oleh Ekspedisi Antartika Inggris pada periode 1910 hingga 1913.
Nama “Piramida” diberikan untuk menyembunyikan karakter asli dari penemuan tersebut pada saat itu.
Selama lebih dari seratus tahun, banyak orang berspekulasi tentang kebenaran lokasi ini (meskipun kenyataannya adalah gunung yang menjulang dari lapisan es), dan kini fitur geografis menarik lainnya telah ditemukan, memicu diskusi baru.
Koordinat lokasi tersebut adalah 79°58’39.25?S 81°57’32.21?W, menjadikannya salah satu titik yang paling dicari di Google Earth. Lokasi keduanya terletak di 79°58’39.25?S 81°57’32.21?W di Google Earth.
Dalam sebuah wawancara dengan IFL Science, Dr. Mitch Darcy, seorang ahli geologi di Pusat Penelitian Geosains Jerman yang berlokasi di Potsdam, menjelaskan: “Struktur yang tampak seperti piramida ini berada di Pegunungan Ellsworth, yang memiliki panjang lebih dari 400 km. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ada puncak-puncak berbatu yang terlihat menonjol di atas lapisan es. Puncak tersebut jelas terdiri dari batuan, dan kebetulan saja bentuknya mirip dengan piramida.
“Bentuknya yang sederhana membuatnya bukanlah kebetulan yang luar biasa. Sesuai definisinya, itu disebut nunatak, yaitu puncak batu yang menonjol di atas gletser atau lapisan es. Meskipun terlihat seperti piramida, itu tidak berarti bahwa itu adalah struktur buatan manusia.”
Jakarta, CNBC Indonesia – Korea Selatan, yang sebelumnya menjadi contoh teladan dalam pertumbuhan ekonomi dan modernisasi, kini menghadapi masalah serius terkait krisis kesuburan. Angka kelahiran di negara ini telah jatuh ke tingkat yang sangat rendah.
Jika tren ini berlanjut, diperkirakan bahwa populasi Negeri Ginseng ini bisa berkurang hingga sepertiga dari jumlah penduduk saat ini pada akhir abad ini.
Lalu, apa yang menjadi penyebab fenomena ini? Berdasarkan laporan dari Economic Times yang dirilis pada Minggu (1/12/2024), penyebabnya jauh lebih kompleks, melibatkan faktor sosial-ekonomi serta ketegangan gender yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Awal Penurunan Angka Kelahiran di Korsel
Penurunan angka kelahiran di Korea Selatan dimulai dengan adanya kebijakan keluarga berencana. Pada tahun 1960-an, pemerintah mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan angka kelahiran, khawatir bahwa pertumbuhan populasi akan melampaui kemampuan pembangunan ekonomi.
Pada saat itu, pendapatan per kapita Korea Selatan hanya mencapai 20% dari rata-rata global, sementara angka kesuburan mencapai angka yang sangat tinggi, yaitu 6 anak per wanita. Namun, pada tahun 1982, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, angka kelahiran mulai menurun menjadi 2,4. Walaupun masih di atas tingkat penggantian yang diperlukan sebesar 2,1, ini merupakan langkah pertama yang positif.
Sejak tahun 1983, angka kelahiran terus menurun hingga mencapai tingkat penggantian, dan penurunan ini semakin cepat. Penurunan yang awalnya terencana kini telah bertransformasi menjadi krisis, dengan proyeksi populasi Korea Selatan yang bisa merosot dari 52 juta menjadi hanya 17 juta pada akhir abad ini.
Dalam skenario terburuk, beberapa perkiraan menyebutkan bahwa negara ini bisa kehilangan hingga 70% dari populasinya, yang berarti hanya tersisa sekitar 14 juta orang. Hal ini berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi dan menciptakan tantangan sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Foto: Ilustrasi warga Korea Selatan mengangkat bendera. (AP Photo/Lee Jin-man) Ilustrasi warga Korea Selatan mengangkat bendera. (AP Photo/Lee Jin-man)
Akar Penyebab Penurunan Angka Kelahiran
Penyebab utama dari masalah ini terletak pada perubahan sosial dan budaya yang terjadi di negara tersebut. Banyak perempuan, terutama di kota-kota besar, lebih memilih untuk fokus pada karier daripada memulai sebuah keluarga.
Lebih dari setengah responden dalam survei pemerintah tahun 2023 mengidentifikasi “beban mengasuh anak” sebagai tantangan terbesar yang dihadapi perempuan dalam dunia kerja.
Dengan meningkatnya jumlah rumah tangga dengan pendapatan ganda serta akses pendidikan yang lebih baik, perempuan kini memiliki kebebasan untuk menunda atau bahkan menghindari pernikahan dan memiliki anak.
Di samping itu, pandangan terhadap pernikahan juga telah berubah; pernikahan tidak lagi dianggap sebagai syarat untuk memiliki anak. Dalam dekade terakhir, persentase orang yang menerima ide memiliki anak di luar nikah meningkat dari 22% menjadi 35%, meskipun hanya sekitar 2,5% anak yang lahir di luar nikah di Korea Selatan.
Bagi pasangan yang telah menikah, perempuan semakin menuntut kesetaraan dalam pembagian tanggung jawab rumah tangga. Kesenjangan gender tetap sangat mencolok, dengan 92% perempuan yang mengurus pekerjaan rumah tangga pada hari kerja, dibandingkan hanya 61% laki-laki.
Kesenjangan ini telah menimbulkan frustrasi yang luas terhadap peran tradisional dalam pernikahan. Menariknya, survei tahun 2024 menunjukkan bahwa sepertiga perempuan di Korea Selatan tidak ingin menikah, dengan 93% dari mereka menyebutkan beban pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak sebagai alasan utama.
Meskipun pemerintah telah berusaha mengatasi penurunan angka kelahiran dengan berbagai langkah, termasuk insentif finansial dan inisiatif lainnya, hasilnya hingga kini belum menunjukkan perubahan yang signifikan.
Pemerintah telah meluncurkan serangkaian kebijakan untuk meningkatkan angka kelahiran, seperti merekrut pekerja rumah tangga asing untuk membantu pengasuhan anak, memberikan keringanan pajak, dan bahkan mempertimbangkan untuk membebaskan laki-laki dari wajib militer jika mereka memiliki tiga anak atau lebih pada usia 30 tahun. Namun, upaya ini belum memberikan hasil yang diharapkan.
Perjuangan Kesetaraan Gender
Kesenjangan gender di Korea Selatan mungkin menjadi salah satu faktor paling signifikan yang berkontribusi terhadap krisis fertilitas. Sementara perempuan semakin mencari kemitraan yang setara, iklim politik di negara tersebut menunjukkan peningkatan sentimen anti-feminis, terutama di kalangan laki-laki muda.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, yang terpilih pada tahun 2022 dengan dukungan besar dari pemilih laki-laki, telah menyarankan penghapusan kuota gender dan bahkan menyatakan bahwa feminisme adalah penyebab utama perpecahan hubungan antara laki-laki dan perempuan.
Pernyataan ini memicu perdebatan politik dan budaya yang sengit, di mana sikap presiden terhadap kesetaraan gender telah mendapat kritik tajam dari aktivis hak-hak perempuan dan semakin memperuncing perpecahan di masyarakat.
Korea Selatan berada di peringkat terendah di OECD dalam hal kesetaraan gender, menduduki posisi ke-94 secara global. Negara ini tertinggal dalam beberapa bidang penting seperti partisipasi ekonomi (peringkat ke-112), pendidikan (peringkat ke-100), pemberdayaan politik (peringkat ke-72), dan kesehatan (peringkat ke-47).
Ketidakseimbangan gender ini telah menimbulkan frustrasi di kedua belah pihak, di mana perempuan menuntut kesempatan yang lebih setara sementara laki-laki mengungkapkan ketidakpuasan terhadap kebijakan yang dianggap mendukung perempuan.
Krisis fertilitas di Korea Selatan bukan hanya masalah demografis, tetapi juga mencerminkan ketidaksetaraan gender dan konflik budaya yang kompleks di negara ini. Seiring dengan terus menurunnya populasi, negara ini dihadapkan pada tantangan besar untuk menyelesaikan masalah ini sambil menghadapi kompleksitas peran keluarga, pekerjaan, dan gender.
(tfa/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Song Jae-Rim Meninggal Dunia, Bikin Kaget Dunia Hiburan Korea
PT Summarecon Agung Tbk (Summarecon) telah resmi memulai konstruksi Sekolah Terpadu Sedaya Bintang yang pertama di wilayah Summarecon Bandung. Acara groundbreaking ceremony yang menandai dimulainya proyek ini berlangsung pada 14 November 2024.
Sekolah Terpadu Sedaya Bintang terhubung dengan Sekolah Terpadu Pahoa, yang menerapkan kurikulum dan metode pendidikan yang serupa. Fokus utama dari pendidikan ini adalah pengembangan karakter serta penguasaan tiga bahasa: Mandarin, Inggris, dan Indonesia, di samping pendekatan STEAM (Sains, Teknologi, Teknik, Seni & Matematika).
Bangunan Sekolah Terpadu Sedaya Bintang akan dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektar, dengan fase pertama memiliki luas bangunan lebih dari 6.000 m².
Target penyelesaian pembangunan tahap pertama dijadwalkan pada akhir Mei 2025, sehingga sekolah ini dapat memulai kegiatan belajar mengajar pada tahun ajaran 2025/2026.
Aida Halim, Direktur Eksekutif Unit Edukasi Summarecon, menyampaikan, “Setelah diperkenalkan kepada publik pada Oktober 2024, kami bersyukur bahwa Sekolah Terpadu Sedaya Bintang kini memasuki fase pembangunan.”
“Pembangunan gedung sekolah ini akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan program untuk tahun ajaran 2025/2026, yang mencakup jenjang Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-Kanak (TK), dan Sekolah Dasar (SD),” tambahnya.
“Dengan dimulainya pembangunan Sekolah Terpadu Sedaya Bintang, masyarakat Bandung, terutama di kawasan Summarecon Bandung dan sekitarnya, yang berminat, dapat segera melakukan pendaftaran,” ujarnya.
Aida Halim juga menambahkan bahwa “Sekolah Terpadu Sedaya Bintang akan mengimplementasikan metode pembelajaran Eco-Learning Activities sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.”
“Selaras dengan pengakuan internasional yang telah diraih oleh Summarecon Bandung dalam pengelolaan lingkungan, siswa akan memiliki kesempatan untuk belajar langsung mengenai beragam aktivitas lapangan, seperti Urban Farming, Plant Nursery, Bird Conservation Lake, dan Pendidikan Pengelolaan Sampah,” jelasnya.
Kurikulum yang diterapkan di Sekolah Terpadu Sedaya Bintang mengintegrasikan kurikulum nasional dengan Kurikulum Internasional Pearson Edexcel (Inggris), serta kerangka kerja Singapore (DR. Yeap Ban Har) untuk Matematika, dan pengembangan kurikulum Mandarin oleh Tim Pengembangan Kurikulum.
Untuk tingkat KB dan TK, metode pembelajaran Learning Corners akan diterapkan. Dengan metode ini, siswa dapat memilih sudut belajar yang sesuai dengan minat dan karakteristik mereka, yang akan membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah.
Sekolah ini juga mengadopsi metode pembelajaran kontekstual yang disesuaikan dengan karakteristik siswa, menggunakan pendekatan STEAM.
Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Rekayasa, Seni, dan Matematika, guna mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas yang sangat penting untuk masa depan.
Pembelajaran bahasa Mandarin juga diajarkan oleh native speaker untuk memperkuat penguasaan bahasa secara otentik.
Pendekatan ini dilengkapi dengan holistic education, yang berfokus pada pengembangan seluruh potensi peserta didik secara seimbang, mencakup aspek intelektual, emosional, fisik, sosial, estetika, dan spiritual.
Metode pembelajaran dan kurikulum yang diterapkan mencerminkan visi untuk menciptakan sekolah berbasis nilai Pancasila dengan standar mutu tinggi melalui pendidikan budi pekerti yang berlandaskan ajaran Konfusius yang universal.
Baca juga: Wamen Dikdasmen: Butuh Kerjasama Guru dan Orangtua Atasi Kekerasan di Sekolah
Fasilitas yang disediakan di Sekolah Terpadu Sedaya Bintang mencakup ruang kelas yang dilengkapi dengan smart TV, klinik/UKS dengan perawat dari rumah sakit rekanan, perpustakaan, serta layanan psikolog.
Selain itu, sekolah ini juga dilengkapi dengan laboratorium STEAM, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, ruang bimbingan konseling, ruang musik dan tari, mushala, playground, kolam renang, roof garden, serta lapangan dan fasilitas olahraga.
Jangan lewatkan breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Bergabunglah dengan saluran WhatsApp Kompas.com di sini: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah menginstal aplikasi WhatsApp ya.
RYADH – Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dari Arab Saudi telah mengajak rakyatnya untuk melaksanakan salat sunnah yang dikenal sebagai Salat Istisqa, sebagai bentuk permohonan untuk hujan, mengingat kondisi kekeringan yang melanda negara tersebut.
Menurut laporan dari Daily Mail, Raja Salman mendorong umat Islam untuk melaksanakan salat al-Istisqa, yang baru-baru ini dilakukan. Salat ini biasanya merupakan permohonan kepada Allah agar mengirimkan hujan yang sangat dibutuhkan.
Seruan ini muncul di tengah fenomena alam yang unik, di mana Arab Saudi baru-baru ini mengalami hujan salju di daerah gurun akibat badai es yang kuat pada awal bulan ini.
Di wilayah utara Arab Saudi, khususnya di Al Jawf, terjadi hujan es dengan ukuran sebesar bola golf, sementara hujan deras melanda bagian timur negara tersebut.
Namun, beberapa daerah lain di negara yang luasnya delapan kali lipat Inggris ini masih mengalami kekeringan, tanpa tanda-tanda hujan yang signifikan.
“Kami memohon kepada Allah Yang Maha Kuasa untuk melimpahkan kasih sayang-Nya kepada bumi dan umat manusia, mengabulkan doa hamba-hamba-Nya, serta menjadikan turunnya hujan sebagai berkah bagi semua,” demikian pernyataan resmi dari Istana Kerajaan.
Doa tersebut juga mengajak umat Islam untuk memohon ampunan dan melakukan tobat. Sebelumnya, surat kabar Mirror melaporkan bahwa pemerintah Arab Saudi telah melaksanakan inisiatif untuk mengurangi luas gurun dengan menggunakan drone dalam operasi penyemaian hujan.
Meski Arab Saudi mengalami suhu di atas 40 derajat Celsius pada musim panas dan lebih dari 20 derajat Celsius di musim dingin, negara ini juga tidak jarang mengalami fenomena hujan salju yang tidak biasa.
Pada tahun 2021, suhu di Arab Saudi bahkan jatuh hingga -2 derajat Celsius, sebuah kejadian langka yang belum pernah terjadi dalam hampir 50 tahun terakhir, ketika temperatur negara tersebut sempat turun di bawah titik beku.
Jakarta, CNBC Indonesia – Pada hari Kamis, 28 November 2024, Presiden Prabowo Subianto merayakan Puncak Peringatan Hari Guru Nasional yang berlangsung di Jakarta. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya perbandingan antara anggaran pendidikan Indonesia dan anggaran negara-negara maju.
Presiden Prabowo menegaskan komitmennya terhadap pengembangan sektor pendidikan, yang terlihat dari alokasi anggaran yang lebih besar untuk pendidikan dibandingkan dengan pertahanan.
“Banyak negara, termasuk yang terkemuka di dunia, mengalokasikan anggaran pertahanan yang sangat besar dalam APBN mereka, seperti yang terlihat di Amerika Serikat. Dalam UUD 1945, tujuan kita adalah melindungi, sehingga aspek pertahanan menjadi sangat penting,” kata Prabowo.
Ia mencatat bahwa anggaran pertahanan di Amerika Serikat hampir mencapai 60% dari total APBN, dan India juga memiliki prioritas anggaran pertahanan yang tinggi.
“Namun, kami yang mewakili rakyat dalam Koalisi Merah Putih menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama dalam APBN kami,” tambahnya.
Prabowo mengungkapkan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, alokasi anggaran pendidikan dalam APBN 2025 akan mencapai angka tertinggi yang pernah ada.
Dalam APBN 2025, pendidikan akan mendapatkan alokasi sebesar Rp 724,26 triliun, yang setara dengan 20% dari total belanja APBN tahun tersebut.
Selain pendidikan, ada juga alokasi untuk perlindungan sosial sebesar Rp 504,7 triliun, infrastruktur Rp 400,3 triliun, kesehatan Rp 197 triliun, ketahanan pangan Rp 139 triliun, dan hukum serta pertahanan yang mencapai Rp 375,9 triliun. Total APBN 2025 diperkirakan mencapai Rp 3.621,3 triliun.
(wia)
Jangan lewatkan video di bawah ini:
Video: Wapres Gibran Curhat tentang Keluhannya yang Tak Ditanggapi Nadiem Makarim
Artikel Selanjutnya
Catat! Prabowo Janji Berikan Bantuan Transfer Tunai untuk Guru Non-ASN di 2025
KOMPAS.com – Komunikasi merupakan komponen krusial dalam membangun relasi yang harmonis, baik di lingkungan keluarga, di tempat kerja, maupun dalam masyarakat secara umum.
Dengan komunikasi yang efektif, kita dapat saling memahami dan bekerja sama untuk meraih tujuan bersama.
Untuk menciptakan interaksi yang berhasil, keterampilan komunikasi yang baik sangatlah penting, terutama ketika menyampaikan ide secara jelas dan mudah dipahami oleh pendengar.
Dalam rangka merayakan dua dekade keberadaannya, Talkinc, lembaga pendidikan komunikasi terkemuka di Indonesia, membagikan tiga pilar utama yang diperlukan untuk menjadi komunikator yang handal. Informasi ini disampaikan dalam konferensi pers yang berlangsung di Jakarta Selatan pada Minggu (24/11/2024).
Baca juga: 9 Kampus Kristen dan Katolik Terakreditasi Unggul
Untuk menggali lebih dalam tentang tips dan panduan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi, khususnya dalam public speaking, 18 fasilitator Talkinc meluncurkan buku berjudul Public Speaking 101: Panduan Pengembangan Diri, Memahami Aspek Fundamental Komunikasi, dan Menjadi Mahir Berpidato.
Buku ini ditulis oleh 18 fasilitator yang memiliki latar belakang beragam dan terorganisir dalam 21 bab. Selain membantu pembaca untuk meningkatkan rasa percaya diri, buku ini juga dirancang untuk mengasah kemampuan komunikasi secara keseluruhan.
3 Pilar Utama untuk Menjadi Komunikator Andal
1. Kenali Potensi Diri dan Tingkatkan Rasa Percaya Diri
Langkah pertama menuju keberhasilan sebagai komunikator adalah dengan mengenali diri sendiri.
TALKINC menekankan pentingnya mengeksplorasi potensi pribadi melalui pengembangan diri dan membangun kepercayaan diri yang positif, serta mengadopsi pola pikir yang berkembang.
“Dengan rasa percaya diri, kita akan lebih mudah menyampaikan pesan kepada audiens,” jelas Erwin Parengkuan, Founder & CEO TALKINC, dalam keterangan resmi yang dirilis pada (29/11/2024).
Setelah mengenali diri, kemampuan untuk berbicara di depan umum akan berkembang seiring dengan waktu.
2. Pelajari Seni Berkomunikasi
Komunikasi tidak hanya melibatkan kemampuan berbicara, tetapi juga kemampuan mendengarkan dan memahami orang lain.
“Kesempatan pertama sangat penting. Otak manusia sangat responsif terhadap pengalaman pertama. Kata-kata yang Anda pilih di awal bisa menjadi kesan yang memengaruhi keseluruhan pesan Anda,” ungkap Irina Dewi, salah satu fasilitator TALKINC.
Pilar kedua ini menekankan pentingnya teknik dasar komunikasi, termasuk pemilihan kata yang tepat, penggunaan intonasi suara yang sesuai, serta bahasa tubuh yang efektif.
Baca juga: Mulai 2025, Mendikdasmen Berlakukan Pengelolaan e-Kinerja Guru yang Sederhana
PARIS – Pertanyaan yang telah lama menghantui para ilmuwan tentang apakah inti Bulan itu padat atau cair akhirnya terjawab. Sebuah tim peneliti dari Pusat Riset Ilmiah Nasional Prancis telah berhasil mengungkap hasil penelitian mereka.
Dalam publikasi yang terbit di jurnal Nature pada bulan Mei lalu, mereka mengonfirmasi bahwa inti Bulan berbentuk bola padat dengan kepadatan setara dengan besi.
“Temuan kami,” ujar tim yang dipimpin oleh astronom Arthur Briaud, “menantang pandangan kita mengenai evolusi medan magnet Bulan. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang kemungkinan pembalikan mantel global dan memberikan informasi berharga mengenai periode pemboman yang dialami Bulan dalam satu miliar tahun pertama sejarah Tata Surya.”
Sementara misi Apollo telah memberikan data seismik mengenai Bulan, resolusi rendah dari data tersebut menyulitkan untuk menarik kesimpulan yang tepat. Diketahui bahwa inti luar Bulan terdiri dari material cair, namun sifat inti dalamnya tetap menjadi perdebatan, karena baik model inti padat maupun cair dapat menjelaskan data dari Apollo dengan baik.
Briaud dan timnya mengumpulkan data dari berbagai misi luar angkasa serta eksperimen pengukuran jarak laser di Bulan untuk menganalisis karakteristiknya dan membandingkannya dengan berbagai model inti guna menemukan yang paling tepat.
Model yang dihasilkan menunjukkan bahwa material yang lebih padat terletak di bagian tengah, sementara material yang kurang padat berada di bagian atas, yang juga menjelaskan keberadaan unsur-unsur di dekat daerah vulkanik Bulan.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa inti Bulan terdiri dari lapisan luar yang cair dan inti dalam yang padat, mirip dengan struktur Bumi. Model ini menunjukkan bahwa radius inti luar sekitar 362 kilometer, sementara radius inti dalam mencapai 258 kilometer, yang berkontribusi sekitar 15 persen dari total radius Bulan. Tim peneliti juga menemukan bahwa kepadatan Bulan sekitar 7.822 kilogram per meter kubik, yang sebanding dengan kepadatan besi.
Menariknya, pada tahun 2011, tim yang dipimpin oleh ilmuwan planet NASA, Marshall Renee Weber, mencapai kesimpulan serupa dalam penelitian mereka. Briaud menegaskan bahwa hasil penelitian mereka menegaskan bahwa inti Bulan memiliki kesamaan dengan inti Bumi.
Pemahaman mengenai komposisi inti Bulan sangat penting untuk mengetahui bagaimana dan mengapa medan magnet Bulan mengalami penurunan sekitar 3,2 miliar tahun yang lalu. Medan magnet ini dulunya cukup kuat pada fase awal, dan penurunan ini biasanya terkait dengan gerakan dan konveksi di dalam inti.
(wbs)
Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi anomsuryaputra.id
Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi, di sela-sela KTT G20 yang diadakan di Museum Seni Modern (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, pada Senin sore (18/11) waktu setempat.
Dalam dialog tersebut, Prabowo menekankan keinginannya untuk memperkuat kolaborasi antara Indonesia dan India, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan.
“Kami ingin meningkatkan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di institusi pendidikan Anda di India. Selain itu, kami juga berencana mengundang profesor dan guru dari India untuk mengajar di tanah air kami,” ungkap Prabowo, sebagaimana dilaporkan pada Selasa (19/11/2024).
Lebih lanjut, Prabowo menyatakan bahwa saat ini banyak perusahaan dari India yang berinvestasi di Indonesia, terutama dalam sektor kesehatan dan farmasi.
“Kami membuka kesempatan bagi sektor kesehatan untuk lebih berkembang. Rumah sakit asing kini diizinkan beroperasi di Indonesia,” tambahnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa salah satu alasan utama untuk memperluas kerjasama di sektor kesehatan adalah karena Indonesia masih menghadapi kekurangan tenaga medis yang signifikan.
“Kami kekurangan sekitar 160.000 tenaga medis, sementara setiap tahun kami hanya dapat meluluskan sekitar 8.000 orang. Dengan demikian, saya berencana untuk mendirikan lebih banyak fakultas kedokteran,” jelasnya.
“Mungkin kita juga perlu mengirim beberapa spesialis dari India untuk memberikan pengajaran di fakultas-fakultas kami,” tutupnya.
(dpu/dpu)
Saksikan video berikut ini:
Video: Kedatangan Pemimpin Dunia untuk KTT G-20
Artikel Selanjutnya
KTT G20 Hari Ini: Apa yang Dibahas Prabowo, Xi Jinping, dan Biden?